Rabu, 26 April 2017

Nyanyian lagu Dari Kalimantan Selatan

MENERJEMAHKAN PARIS BERANTAI DARI KALIMANTAN SELATAN

Saya akan menerjemahkan sebuah lagu dari daerah Kalimantan selatan ke dalam bahasa lainnya. Ada beberapa yang perlu di perhatikan yaitu persoalan bahasa atau makna yang ingin di ungkapkan. Berikut ini upaya saya untuk menerjemahkan lagu yang dimiliki oleh orang banjar yaitu paris barantai. Sebelah menerjemahkan, saya melakukan proses translasi agar makna nya lebih mudah di pahami
.
PARIS BARANTAI

Wayah pang sudah hari baganti musim
Wayah pang sudah
Kotabaru gunungnya bamega
Bamega umbak manampur di sala karang
Umbak manampur di sala karang
Batamu lawan adinda
Adinda iman di dada rasa malayang
Pisang silat tanamlah babaris
Babaris tabang pang bamban kuhalangakan
Tabang pang bamban kuhalangakan
Bahalat gununglah babaris
Babaris hatiku dalam kusalangakan
Burung bintit batiti di batang
Di batang si batang buluh kuning manggading
Malam tadi bamimpililah datang
Rasa datang rasa bapaluk lawan si adding
Rasa bapaluk lawan ading
Kacilangan lampulah di kapal
Di kapal anak walanda main komidi
Anak walanda main komidi
Kasiangan guringlah sabantal
Sabantal tangan ka dada hidung ka pipi
Tangan ka dada hidung ka pipi

TRANSLASI
Zaman lah sudah hari berganti musim
Zaman lah sudah
Kota baru gunungnya bamega
Bamega ombak menerpa di sela karang
Bertemu sama adinda
Adinda iman di dada rasa melayang
Pisang silat tanamlah berbaris
Berbaris tebang lah bamban ku tutupkan
Tebang lah bamban ku tutupkan
Hadap gununglah berbaris
Berbaris hatiku dalam hadapan
Burung bintit berdiam di jamban
Di jamban di jamban buluh menguning
Di jamban buluh
Malam tadi bermimpilah datang
Rasa datang rasa berpeluk sama adik
Rasa berpeluk sama adik
Terang lampu di kapal
Di kapal anak belanda main komedi
Anak belanda main komedi
Kesiangan guringlah sebantal
Sebantal tangan ke dada hidung ke pipi
Tangan ke dada hidung ke pipi
TERJEMAHAN
Masih kah sudah hari berganti musim
Masih kah sudah
Kotabaru gunungnya bamega
Bamega ombak menerpa di sela karang
Ketemu sama adinda
Adinda seakan di dada terasa melayang
Pisang silat tanamlah secara berbaris
Tebang lah berbaris, ku kuhalangkan dengan bamban
Tebang lah kuhalangkan dengan bamban
Hadapkan secara berbaris
Hatiku menunggu dalam hadapannya
Burung bintit berdiam di jamban
Di jamban yang batangnya kuning
Di jamban buluh
Tadi malam datang sebuah mimpi
Rasa datangnya seperti memeluk adik
Rasa berpeluk sama adik
Terang sekali lampu di kapal
Di kapal ada anak belanda main komedi
Kesiangan guring dengan satu bantal
Satu tangan ke bantal dan hidung ke pipi
Tangan ke dada hidung ke pipi


Ada yang perlu diperhatikan pada upaya penerjemahan ini, dalam lagu adalah rindunya seseorang atas orang yang ia cintai. Dalam lagu sangat jelas penggambaran isi hati seseorang yang tak ingin terpisahkan. Selain itu lagu paris barantai juga memiliki suasana hati yang ingin di ungkapkan. Itu terlihat dari lirik-liriknya. Dalam liriknya menceritakan suasana kotabaru diduga disana tempat berteunya sepasang kekasih. Di dalam lirik tersebut ada suasana romantis pada kalimat rasa bapaluk lawan adding.
Saya memilih terjemahan itu sebab pada kalimat rasa bapaluk lawan ading itu seperti ia sedang pelukan pada sang kekasih namun di ungkapkan dalam sebuah mimpi. Meski itu tidak nyata namun ungkapan itu dari senuah hati yg terdalam. Didalam lirik nya juga ada kalimat yang kurang di pahami yaitu pada kalimat Anak walanda main komidi. Pada kalimat itu saya bingung, apa hubungan dari kalimat anak belanda main komedi dengan cinta tersebut ? mungkin maksud dari kalimat tersebut yaitu si kakanda yang ada dirantau atau tempat yang jauh dari sang kekasih. Dan kekasih nya tersebut berada di kotabaru.
Walaupun lagu paris barantai ini sangat popular dikalimantan, namun ada beberapa liriknya yang susah dipahami maknanya. Disisi lain juga liriknya banyak diubah sehingga sulit mengetahui lirik yang asli dengan lirik yang telah dirubah atau disingkat.selain itu di dalam penggunaan kata kotabaru gunungnya bamega disepadankan pada seseorang bernama paris. Paris adalah nama wanita yang dijadikan inspirasi lagu.Akhirnya kita mengetahui sedikit kekurangan pada lirik tersebut. Semoga kedepannya diperbaiki agar mudah dipahami maknanya.

Oleh Muhammad hifni
(Mahasiswa Unmul Fakultas Ilmu Budaya Samarinda, lahir di Harusan Kalimantan Selatan).
Nim : 1614015012
Kelas : A

Senin, 24 April 2017

Ringkasan Buku Pengadilan Puisi

Muhammad Hifni
1614015012


PENGADILAN PUISI INDONESIA MUTAKHIR DAN JAWABAN
Harian kompas 4 September 1974 menyiarkan acara baca puisi di  Bandung itu, “ Selain pembacaaan puisi juga akan diadakan pengadilan puisi,” tulis Kompas, “yaitu penilaian terhadap puisi Indonesia modern, yang ditulis oleh penayair –penyair kita.’’Acara itu terbuka untuk umum. Demikianlah Puisi Indonesia Mutakhir jadi terdakwa yang diadili ; ada jaksa yang mendakwa, ada pembela yang menangkis dakwaan,ada orang-orang yang memberikan kesaksian dan tentu saja kemudian ada hakim yang memutuskan. Dakwaan merupakan sejumlah kejengkelan terhadap keadaan kritik puisi, terhadap kritikus M.S Hutagalung dan H.B Jassin, terhadap penjagoan Subagio Sastrowardoyo oleh MSH serta penjagoan W.S Rendra oleh HBJ
Tuntutan berbunyilah begini: Pertama, para kritikus yang tidak mampu lagi mengikuti perkembangan puisi mutakhir, Khususnya HBJ dan MSH, harus “dipensiunkan” dari peranan yang pernah mereka miliki. Kedua, para editor majalah sastra, Khususnya Horison (Sapardi Djoko Damono) dicuti-besarkan. Ketiga, Para penyair mapan seperti Subagio, Rendra, Goenawan, dan sebangsanya dilarang menulis puisi dan para epigonnya harus dikenakan hokum pembuangan, Kemudian inkarnasi dibuang ke pulau paling terpencil. Keempat, dan terakhir, Horison dan Budaya Jaya harus dicabut SIT-nya dan yang sudah terbit selama ini dinyatakan tidak berlaku.
Hakim Darmanto menolak semua tuntutan jaksa. Jaksa Slamet Kirnanto tidak merasa puas terhadap keputusan ini dan menyatakan naik banding ke pengadilan yang lebih tinggi. “Boleh-boleh saja,” kata Hakim. “Nanti kapan-kapan di kota lain.” Pembela merasa heran dengan prestasinya dan minta supaya kopinya ditambah panitera. Permintaan di kabulkan.

SAYA MENDAKWA KEHIDUPAN PUISI INDONESIA AKHIR-AKHIR INI TIDAK SEHAT, TIDAK JELAS DAN BRENGSEK.
            Kepada majelis peradilan sekarang ini saya akan menyampaikan sebuah karikatur yang menggambarkan betapa makin tidak sehatnya ruang kehidupan sastra Indonesia. Khususnya kehidupan puisi Indonesia. Sungguh sangat aneh dalam negeri sendiri orang tidak menyadari tentang munculnya gejala dan kecendrungan-kecendrungan baru itu. Dengan lagak seorang juri ia menilai dan sekaligus mengumumkan bahwa dewasa ini penyair yang terkemuka di Indonesia adalah Subagio Sastrowardoyo baru menyusul kemudian nama-nama Goenawan Mohammad, Sapardi Djoko Damono, dan Rendra. Menurut Hutagalung, puncak keberhasilan Subagio adalah pada sajak” Dan Kematian Semakin Akrab”di mana kekurangannya dalam kekuatan emosional cukup terpenuhi.
Dalam kesempatan itu, H.B Jassin naik pitam menolak keputusan bekas anak didiknya itu. Menurut kritikus kawakan ini, penyair terkemuka di Indonesia sekarang ini adalah Rendra. Rendra berhasil menggambarkan gagasan-gagasan yang dalam, lekuk-liku kejiwaan yang sulit diraba dan pikiran-pikiran yang tinggi dengan kata-kata sederhana dari kehidupan sehari-hari dan imaji-imaji yang kongkret. Kalau demikian halnya, maka Nampak sekali bahwa kehidupan kreativitas penulisan  puisi, tidak sekadar menulis dan menulis, memperdalam tingkat kedewasaan dan kesenimanannya; namun, orang dipaksakan menggelarkan semacam papan catur untuk meneguhkan mazhab, jalur, kepopuleran, dan lain-lain.
BEBERAPA CATATAN BERTALIAN DENGAN PENGADILAN PUISI INDONESIA MUTAKHIR
            Demikian pula rupanya di antara orang yang mengetahui peristiwa itu hanya dari surat kabar, salah paham jadi lebih besar lagi, karena laporan itu kehilangan suasana yang mestinya meliputi ruangan “pengadilan “ itu. Si terdakwa ialah puisi Indonesia Mutahir yang tentu didukung oleh penyair Indonesia mutakhir. Dalam pengadilan puisi ini sudah sewajanya dihadirkan juga para penyair dan para kritikus untuk mempertanggung jawabkan apa yang disebut sebagai dosa-dosanya. Didalam pengadilan sesungguhnya tentulah seorang pembela akan memajukan eksepsi, tapi saya sebagai peninjau merangkap tertuduh pada kesempatan ini lebih berminat untuk minta diteruskan jalannya pengadilan dan membicarakan apa yang perlu dibicarakan demi mencapai kejernihan dan keadilan.
PUISI KITA DEWASA INI (Jawaban Saya Terhadap slamet kirnanto)
            Saya sendiri selalu menghadapi kritik-kritik yang ditujukan kepada saya secara positif, sebab saya kira sudah wajar seorang yang suka mengkritik mau juga di kritik. Pada mulanya saya mengira juga bahwa “pengadilan puisi” itu sebagai leluconan saja, yang tidak perlu ditanggapi secara serius. Beberapa waktu yang lalu saya mengemukakan bahwa tulisan Slamet Kirnanto di Sinar Harapan mengenai sajak-sajak Sutardji Calzoum Bachri menimbulkan bau apak dalam kehidupan sastra umumnya, kritik sastra khususnya. Dari pembicaraan kirnanto sebagai orang yang punya pretensi untuk disebut sebagai pengayom penyair-penyair muda itu kita lihat juga pahamnya yang jelek yakni  kurang demokratis, sebagai paham yang seharusnya dominan pada generasi kita masa kini. Saya sendiri merasa wajar saja bila kirnanto memuja Sutardji dan barangkali juga bermaksud secara tidak langsung memuja diri sendiri, tetapi sebaiknya ia memberi bukti- bukti dan alasan-alasan yang masuk akal.
KOMENTAR BERHUBUNGAN DENGAN PENGADILAN PUISI INDONESIA MUTAKHIR (Goenawan Mohammad)
            Harus diakui, ini hasil akal bagus untuk mengadakan diskusi puisi dengan cara baru. Cara yang lama mungkin dianggap membosankan atau kurang daya Tarik. Dasar pikiran penjual obat di alun-alun masih cukup sah untuk ditiru: maunya jual obat, tapi buat aktrasi perlu ada sedikit jungkir-balik.
TENTANG “TUNTUTAN” Slamet Kirnanto : Maaf, saya simpulkan semua ini berdasarkan ikhtisar dalam Koran, dari mana “tuntutan” Slamet Kirnanto tersebar ke mana-mana. Mutunya sebagai pengusut perkembangan puisi kira-kira sama dengan mutunya sebagai petinju.
TENTANG “HAKIM” DAN ISI PEMBICARAAN : saya dengar “hakim” di hari itu adalah Sonento Yuliman dan Darmanto Jt. Saya tidak tahu bagaimana penilaian Taufiq Ismail sebagai “ pembela” terhadap para “hakim” tapi saya lebih penting ialah ini : saya mendapat kesan isi pembicaraan dalam “ pengadilan” itu bagaimana sibuknya para penyair itu terus menerus  dengan diri mereka sendiri.
TENTANG KEHIDUPAN PUISI : kalau kini atau nanti Subagio Sastrowardoyo, W.S Rendra, Taufiq Ismail dan lain-lain tidak lagi menghasilkan sesuatu apa pun yang berharga, tak usah kita panik. Sekali lagi, Tokoh kita adalah puisi, bukan penyair. Yang kita butuhkan adalah puisi yang berharga hingga lebih baik seorang penyair berhenti menulis daripada ia memaksa diri kasih unjuk tenaganya tapi Cuma menghasilkan ampas. Tidak ada salahnya puisi hidup tanpa kita.


Senin, 17 April 2017

Bangun Nya Kota Samarinda Oleh La Mohang Daeng Mangkona


oleh : Muhammad Hifni
sasindo (A)





            Hari sabtu tanggal 08 April 2017, kami beserta dosen kami yaitu kak Dahri Dahlan melakukan kunjungan ke tempat yang bersejarah dan memiliki legenda yaitu “MAKAM LAMOHANG DAENG MANGKONA SAMARINDA”. Di kampus saya mendengarkan musik agar tidak jenuh. Saya datang sebelum jam 8 pagi.  suasana kampus yang masih sepi ditambah lagi teman-teman belum datang.sambil menunggu yang lain datang. Saya mendengarkan music sambil baring. sekitar jam 09.30 teman-teman sudah mulai berdatangan.
 Waktu sudah menunjukkan jam 10 lewat dan dosen kami pun datang. Sebelum melakukan perjalanan kami di kampus di berikan arahan dan melakukan doa, agar selamat sampai tujuan. Setelah berdo’a kami langsung melakukan perjalanan. Kami bersama rombongan melakukan perjalanan melewati jalan pelabuahan.
Di sekiar pelabuhan saya melihat kapal-kapal besar yang bersandar. Lalu kami menuju arah pasar pagi. Disana sangat ramai. Di jalan rombongan kami sangat banyak ada yang sambil bergurau, ada yg kebut dan ada yang santai. Tiba lah kami di jembatan Mahakam.ketika melintasi jembatan Mahakam tersebut  banyak kendaraan yang melintasi  arus pun jadi macet. Setelah melewati jembatan Mahakam tiba lah kami di sebrang. Ternyata Perjalanan menuju makam la mohang daeng mangkona masih jauh,.terlihat bahwa samarinda sebrang tidak seramai dengan samarinda kota.di perjalanan ke sana kami welewatibjalan yang berlobang dan tidak rata.  Kurang lebih 15 menit sampai lah kami di MAKAM LA MOHANG DAENG MANGKONA. Untuk pertama kalinya saya ke sana.
Saya merasa aneh dengan tempat ini. Mungkin karena terlihat angker dan  rasa ingin tau lebih jauh cerita legenda MAKAM LA MOHANG DAENG MANGKONA.  Masuk lah Saya ke halamannya dan berkumpulah kami sambil menunggu teman yang lain datang, saat itu datanglah penjaga makam tersebut yaitu pak. Kami bersalaman dengan bapak tersebut. Sebelum kami bertanya dan mengenali. Banyak teman-teman berfoto selfie.


DEFINISI DAN JENIS LEGENDA

            LEGENDA ADALAH DONGENG YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEAJAIBAN ALAM, YAITU TENTANG TERJADINYAA SUATU TEMPAT, GUNUNG, SUNGAI, DANAU, DAN SEBAGAINYA.
(Hartadi,1997:86)




PROFIL LA MOHANG DAENG MANGKONA




Hasil pengamatan saya di makam La mohang Daeng mangkona samarinda sebrang. Awal kedatangan La Mohang Daeng Mangkona yang mula membangun Kota Samarinda ini Pada tangal 21 januari 1668. La Mohang Daeng Mangkona adalah tokoh penting berdirinya Kota Samarinda di provinsi Kalimantan Timur. Pada awalnya ia merantau dari Sulawesi. Ia seorang muslim bias di lihat dari makam nya yang berkaligrafi arab. Ia diberi wilayah oleh kerajaan kutai yang berwilayah di pinggiran sungai Mahakam. Secara cerita beliau adalah orang Kuat. La Mohang Daeng Mangkona memiliki badan yang tinggi besar dan bersorban putih. Ia wafat di Samarinda Sebrang dan dibangungkanlah sebuah makam. Sampai saat ini makam istri beliau belum diketahui.
Nama belau memiliki arti yaitu : La artinya Seumuran, Daeng itu di atasnya (orang yang lebih tua) dan Mangkona yaitu yang diberi kekuasaan. Kain kuning yang ada di batu nisannya itu memiliki arti bahwa ia adalah seorang kerajaan. Secara daerah ia pantas dikatakan Pahlawan. Secara jumlah total kelompoknya belum diketahui naman sejarah mengatakan sekitar 200 orang. Belau juga tokoh yang berperan dalam penyebaran islam di Kota Samarinda.di sekitaran makamnya atau di bagian belakang dekat perkebuanan ada makam yang jumlahnya di perkirakan sekitar seratusan. Ada seorang penjaga makamnya yang bernama pak Abdillah juru kunci ke 3 setelah ayah dan kakaknya.
Pernah suatu ketika ada kebakaran besar di makam dan sekitarnya. Anehnya makam La Mohang Daeng Mangkona tidak terbakar. Konon makam di bagian belakang dekat kebun memliki hawa yang panas. Karena dalam legenda tersebut bahwa mereka adalah penghianat.

Pada awal penyebaran orang bugis di wilayah Kalimantan Timur oleh keluarga bangsawan wajo dan bone pada tahun 1665. Waktu itu kedua keluarga bangsawan Bone dan Wajo sedang mengadakan penghelatan besar pernikahan putra putri kedua putra putri kedua keluarga bangsawan. Sengketa berawal dari persoalan sabung ayam yang berakhir dengan tewasnya maltolla anak bangsawan Bone ditikam anak bangsawan Wajo bernama LA Ma’dukelleng, yaitu putra Agung raja paniki. (Balham,2009:17)
            Kematian mattalla anak bangsawan bone tak dapat diterima begitu saja oleh pihak kerabat kerajaan Bone. Pertempuran pun terjadi antara wajo dan Bone. Pihak Bone memiliki kekuatan yang cukup besar, maka secara perlahan kekuatan wajo mulai melemah. Maka pihak wajo memutuskan agar La ma’Dukelleng mengungsi meninggalkan wajo pergi ke tanah kutai di Kalimantan timur. Rombongan tersebut di pimpin oleh Lamohang Daeng Mangkona. Rombongan tersebut menuju daerah kerajaan kutai yang masih berpusat di kutai lama. Berangkatlah rombongan yang di pimpin Daeng Mangkona menuju kutai kartanegara untuk meminta perlindungan dengan Raja Kutai yang waktu itu di rajai oleh Aji pangeran Dipati Mojo Kesumo yang memerintah di daerah muara Mahakam sungai Mahakam. Setelah beberapa hari mereka berlayar akhirnya sampailah mereka di daerah muara sungai Mahakam. (Balham,2009:19)
            Untuk kepentingan pertahanan, Lamohang Daeng Mangkona serta pengikutnya di beri daerah rantai rendah yang subur di pinggiran kiri sungai Mahakam keberadaan Mereka di tempat tersebut selain untuk membuka perkampungan juga untuk kepentingan pertahanan dan pengembangan perekonomian kerajaan. Untuk itu Lamohang Daeng Mangkona di percayakan sebagai petinggi di daerah tersebut dengan gelar” Poa Adi. Pemberian tersebut tidak sia-sia, apa yang diharapkan oleh Raja Kutai memang berhasil. Semakin lama kampong yang baru di buka itu semakin berkembang serta makmur. Karena itu mereka disini disebut orang-orang berbudi dan rendah hati. Nama ini sangat mempengaruhi keadaan daerah itu dengan nama “Sama Rendah’’ yang makin lama kelamaan berganti dengan sebutan “Samarinda”. Asli nama samarinda itu adalah yang kini disebut sebagai samarinda seberang. (Balham,2009:19-20)


-          Lintasan Sejarah Terbentuknya Kota Samarinda

Kota Samarinda tumbuh dari tiga kampong permukiman suku Kutai Puak melanti yaitu Kampung Mamgkupalas, Karamumus dan Karang Asam. Ketiga kampong ini bergabung dengan Kelurahan Ulu Dusun di Kutai Lama di bawah pimpinan Ngabehi Ulu. Sejak abad ke-14 ketiga Kampung itu memperoleh pengaruh yang sangat kuat dari kerajaan Gowa di Sulawesi Selatan, akan tetapi sesudah kelahiran kerajaan Makassar itu tahun 1667 atau sesudah perjanjian Bungaya (1662) pengaruh Makassar berangsur-angsur berkurang di Kalimantan Timur. (Hasyiim,1986:30)
Awal Mula Perjalanan la Mohang Daeng Mangkona Dan rombongan sampai ke kalimantan
sejak permulaan tahun 1600 orang-orang Bugis telah ada yang bertempat tinggal disekitar jaitan layar di kutai, dengan demikian juga pada masa-masa selanjutnya, arus migrasi itu kian lama terus bertambah . terutama ketika rombongan di bawah pimpinan La Mohang Daeng  Mangkona hijrah ke kerajaan kutai,dimana sebelumnya mereka mendarat di muara pasir untuk menambah bekal perjalanannya, mereka datang dengan 18 buah perahu kecil dengan jumlah 200 orang, sebenarnya  di antara rombongan iitu terdapat 8 orang bangsawan wajo (la maddu’kelleng / putera mahkota, La Pallawa Daeng Marowwa, puanna Dekke’, La Siraje’ Daeng Manambang, la Manja Daeng Lebbi’, Puanna Tereng, La Sawedi Daeng segala dan manropi’  Daeng Punggawa) Kedatangan rombongan ini dicatat didalam buku Eisenberger
            rombongan tersebut menghadap raja Kutai (pangeran Sinom Panji Mendapa 1635-1675), yang waktu itu sudah berdiam di pemarangan (kampung jembayan sekarang). Dari hasil permupakatan dengan raja kutai,maka kepada rombongan tersebut diberikan lokasi sekitar kampong melanti, suatu daerah dataran rendah yang baik untuk usaha pertanian, perikanan dan perdagangan. Selain itu sesuai dengan perjanjian , bahwa orang Bugis harus Membantu segala kepentingan raja kutai, terutama di dalam menghadapi musuh.
            Semula rombongan tersebut memilih daerah sekitar muara Sungai Karang Mumus (daerah selili sekarang). Tetapi Daerah ini menimbulkan kesulitan didalam pelayaran karena daerah yang ber-ulak dengan banyak kotoran sungai, selain itu latar belakang dengan gunung- gunung ( gunung selili) kemudian mereka pindah ke daerah sebrangnya yakni Samarinda.
(sjahrani,1987:4)

Kesimpulan Mengenai Tokoh La Mohang Daeng Mangkona
            Menurut saya La Mohang Daeng Mangkona adalah tokoh yang sangat berjasa dalam cikal bakal terbentuknya kota samarinda. Ia bisa menjadi teladan bagi kita, dimana kita berlabuh, kita harus menjadi orang yang baik dan berguna. Tokoh seperti La Mohang Daeng Mangkona akan di kenang oleh warga Samarinda karena telah berjasa dalam penemuan kota ini. ia adalah orang yang kuat. Walaupun telah terjadi perselisilihan antara wajo dan bone, namun ia mencari jalan keluar yaitu dengan merantau ke suatu daerah dan sampai lah ia di Kalimantan.kita bias jadikan Seorang tokoh seperti La Mohang Daeng Mangkona sebagai teladan kita.



-          Harapan saya agar makam La Mohang Daeng Mangkona dan pengikutnya Lebih di rawat lagi,  karena saya lihat makam nya berdebu. Di tambah lagi makam pengikutnya kurang terawat. Banyak batu nisan yang lepas, banayak sampah dll. Semoga ke depannya pemerintah lebih memperhatikan karena itu aset yang sangat berharga.

Demikian artikel ini saya Tulis. Semoga bermanfaat bagi kita semua dan juga menambah wawasan kita tentang Tokoh-tokoh terdahulu Yang berjasa Untuk Negeri ini. Terima Kasih. Wassalam.
Daftar pustaka :
Balham, Johansyah. 2009. Riwayat Samarinda dan cerita Legenda Kalimantan Timur, Biro Humas Pemprov Kalimantan Timur.
Sjahrani, Dachlan, 1987. Beberapa Usaha Untuk Menemukan Hari Jadi Kota Samarinda. H.Dachlan sjahrani.
Achmad, Hasyim. 1986. Sejarah Kota Samarinda, Depdikbud
Hartadi, Sinung. 1987. Bahasa Indonesia Bahasaku, Tim Penyusun Bahasa Indonesia