Senin, 17 April 2017

Bangun Nya Kota Samarinda Oleh La Mohang Daeng Mangkona


oleh : Muhammad Hifni
sasindo (A)





            Hari sabtu tanggal 08 April 2017, kami beserta dosen kami yaitu kak Dahri Dahlan melakukan kunjungan ke tempat yang bersejarah dan memiliki legenda yaitu “MAKAM LAMOHANG DAENG MANGKONA SAMARINDA”. Di kampus saya mendengarkan musik agar tidak jenuh. Saya datang sebelum jam 8 pagi.  suasana kampus yang masih sepi ditambah lagi teman-teman belum datang.sambil menunggu yang lain datang. Saya mendengarkan music sambil baring. sekitar jam 09.30 teman-teman sudah mulai berdatangan.
 Waktu sudah menunjukkan jam 10 lewat dan dosen kami pun datang. Sebelum melakukan perjalanan kami di kampus di berikan arahan dan melakukan doa, agar selamat sampai tujuan. Setelah berdo’a kami langsung melakukan perjalanan. Kami bersama rombongan melakukan perjalanan melewati jalan pelabuahan.
Di sekiar pelabuhan saya melihat kapal-kapal besar yang bersandar. Lalu kami menuju arah pasar pagi. Disana sangat ramai. Di jalan rombongan kami sangat banyak ada yang sambil bergurau, ada yg kebut dan ada yang santai. Tiba lah kami di jembatan Mahakam.ketika melintasi jembatan Mahakam tersebut  banyak kendaraan yang melintasi  arus pun jadi macet. Setelah melewati jembatan Mahakam tiba lah kami di sebrang. Ternyata Perjalanan menuju makam la mohang daeng mangkona masih jauh,.terlihat bahwa samarinda sebrang tidak seramai dengan samarinda kota.di perjalanan ke sana kami welewatibjalan yang berlobang dan tidak rata.  Kurang lebih 15 menit sampai lah kami di MAKAM LA MOHANG DAENG MANGKONA. Untuk pertama kalinya saya ke sana.
Saya merasa aneh dengan tempat ini. Mungkin karena terlihat angker dan  rasa ingin tau lebih jauh cerita legenda MAKAM LA MOHANG DAENG MANGKONA.  Masuk lah Saya ke halamannya dan berkumpulah kami sambil menunggu teman yang lain datang, saat itu datanglah penjaga makam tersebut yaitu pak. Kami bersalaman dengan bapak tersebut. Sebelum kami bertanya dan mengenali. Banyak teman-teman berfoto selfie.


DEFINISI DAN JENIS LEGENDA

            LEGENDA ADALAH DONGENG YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEAJAIBAN ALAM, YAITU TENTANG TERJADINYAA SUATU TEMPAT, GUNUNG, SUNGAI, DANAU, DAN SEBAGAINYA.
(Hartadi,1997:86)




PROFIL LA MOHANG DAENG MANGKONA




Hasil pengamatan saya di makam La mohang Daeng mangkona samarinda sebrang. Awal kedatangan La Mohang Daeng Mangkona yang mula membangun Kota Samarinda ini Pada tangal 21 januari 1668. La Mohang Daeng Mangkona adalah tokoh penting berdirinya Kota Samarinda di provinsi Kalimantan Timur. Pada awalnya ia merantau dari Sulawesi. Ia seorang muslim bias di lihat dari makam nya yang berkaligrafi arab. Ia diberi wilayah oleh kerajaan kutai yang berwilayah di pinggiran sungai Mahakam. Secara cerita beliau adalah orang Kuat. La Mohang Daeng Mangkona memiliki badan yang tinggi besar dan bersorban putih. Ia wafat di Samarinda Sebrang dan dibangungkanlah sebuah makam. Sampai saat ini makam istri beliau belum diketahui.
Nama belau memiliki arti yaitu : La artinya Seumuran, Daeng itu di atasnya (orang yang lebih tua) dan Mangkona yaitu yang diberi kekuasaan. Kain kuning yang ada di batu nisannya itu memiliki arti bahwa ia adalah seorang kerajaan. Secara daerah ia pantas dikatakan Pahlawan. Secara jumlah total kelompoknya belum diketahui naman sejarah mengatakan sekitar 200 orang. Belau juga tokoh yang berperan dalam penyebaran islam di Kota Samarinda.di sekitaran makamnya atau di bagian belakang dekat perkebuanan ada makam yang jumlahnya di perkirakan sekitar seratusan. Ada seorang penjaga makamnya yang bernama pak Abdillah juru kunci ke 3 setelah ayah dan kakaknya.
Pernah suatu ketika ada kebakaran besar di makam dan sekitarnya. Anehnya makam La Mohang Daeng Mangkona tidak terbakar. Konon makam di bagian belakang dekat kebun memliki hawa yang panas. Karena dalam legenda tersebut bahwa mereka adalah penghianat.

Pada awal penyebaran orang bugis di wilayah Kalimantan Timur oleh keluarga bangsawan wajo dan bone pada tahun 1665. Waktu itu kedua keluarga bangsawan Bone dan Wajo sedang mengadakan penghelatan besar pernikahan putra putri kedua putra putri kedua keluarga bangsawan. Sengketa berawal dari persoalan sabung ayam yang berakhir dengan tewasnya maltolla anak bangsawan Bone ditikam anak bangsawan Wajo bernama LA Ma’dukelleng, yaitu putra Agung raja paniki. (Balham,2009:17)
            Kematian mattalla anak bangsawan bone tak dapat diterima begitu saja oleh pihak kerabat kerajaan Bone. Pertempuran pun terjadi antara wajo dan Bone. Pihak Bone memiliki kekuatan yang cukup besar, maka secara perlahan kekuatan wajo mulai melemah. Maka pihak wajo memutuskan agar La ma’Dukelleng mengungsi meninggalkan wajo pergi ke tanah kutai di Kalimantan timur. Rombongan tersebut di pimpin oleh Lamohang Daeng Mangkona. Rombongan tersebut menuju daerah kerajaan kutai yang masih berpusat di kutai lama. Berangkatlah rombongan yang di pimpin Daeng Mangkona menuju kutai kartanegara untuk meminta perlindungan dengan Raja Kutai yang waktu itu di rajai oleh Aji pangeran Dipati Mojo Kesumo yang memerintah di daerah muara Mahakam sungai Mahakam. Setelah beberapa hari mereka berlayar akhirnya sampailah mereka di daerah muara sungai Mahakam. (Balham,2009:19)
            Untuk kepentingan pertahanan, Lamohang Daeng Mangkona serta pengikutnya di beri daerah rantai rendah yang subur di pinggiran kiri sungai Mahakam keberadaan Mereka di tempat tersebut selain untuk membuka perkampungan juga untuk kepentingan pertahanan dan pengembangan perekonomian kerajaan. Untuk itu Lamohang Daeng Mangkona di percayakan sebagai petinggi di daerah tersebut dengan gelar” Poa Adi. Pemberian tersebut tidak sia-sia, apa yang diharapkan oleh Raja Kutai memang berhasil. Semakin lama kampong yang baru di buka itu semakin berkembang serta makmur. Karena itu mereka disini disebut orang-orang berbudi dan rendah hati. Nama ini sangat mempengaruhi keadaan daerah itu dengan nama “Sama Rendah’’ yang makin lama kelamaan berganti dengan sebutan “Samarinda”. Asli nama samarinda itu adalah yang kini disebut sebagai samarinda seberang. (Balham,2009:19-20)


-          Lintasan Sejarah Terbentuknya Kota Samarinda

Kota Samarinda tumbuh dari tiga kampong permukiman suku Kutai Puak melanti yaitu Kampung Mamgkupalas, Karamumus dan Karang Asam. Ketiga kampong ini bergabung dengan Kelurahan Ulu Dusun di Kutai Lama di bawah pimpinan Ngabehi Ulu. Sejak abad ke-14 ketiga Kampung itu memperoleh pengaruh yang sangat kuat dari kerajaan Gowa di Sulawesi Selatan, akan tetapi sesudah kelahiran kerajaan Makassar itu tahun 1667 atau sesudah perjanjian Bungaya (1662) pengaruh Makassar berangsur-angsur berkurang di Kalimantan Timur. (Hasyiim,1986:30)
Awal Mula Perjalanan la Mohang Daeng Mangkona Dan rombongan sampai ke kalimantan
sejak permulaan tahun 1600 orang-orang Bugis telah ada yang bertempat tinggal disekitar jaitan layar di kutai, dengan demikian juga pada masa-masa selanjutnya, arus migrasi itu kian lama terus bertambah . terutama ketika rombongan di bawah pimpinan La Mohang Daeng  Mangkona hijrah ke kerajaan kutai,dimana sebelumnya mereka mendarat di muara pasir untuk menambah bekal perjalanannya, mereka datang dengan 18 buah perahu kecil dengan jumlah 200 orang, sebenarnya  di antara rombongan iitu terdapat 8 orang bangsawan wajo (la maddu’kelleng / putera mahkota, La Pallawa Daeng Marowwa, puanna Dekke’, La Siraje’ Daeng Manambang, la Manja Daeng Lebbi’, Puanna Tereng, La Sawedi Daeng segala dan manropi’  Daeng Punggawa) Kedatangan rombongan ini dicatat didalam buku Eisenberger
            rombongan tersebut menghadap raja Kutai (pangeran Sinom Panji Mendapa 1635-1675), yang waktu itu sudah berdiam di pemarangan (kampung jembayan sekarang). Dari hasil permupakatan dengan raja kutai,maka kepada rombongan tersebut diberikan lokasi sekitar kampong melanti, suatu daerah dataran rendah yang baik untuk usaha pertanian, perikanan dan perdagangan. Selain itu sesuai dengan perjanjian , bahwa orang Bugis harus Membantu segala kepentingan raja kutai, terutama di dalam menghadapi musuh.
            Semula rombongan tersebut memilih daerah sekitar muara Sungai Karang Mumus (daerah selili sekarang). Tetapi Daerah ini menimbulkan kesulitan didalam pelayaran karena daerah yang ber-ulak dengan banyak kotoran sungai, selain itu latar belakang dengan gunung- gunung ( gunung selili) kemudian mereka pindah ke daerah sebrangnya yakni Samarinda.
(sjahrani,1987:4)

Kesimpulan Mengenai Tokoh La Mohang Daeng Mangkona
            Menurut saya La Mohang Daeng Mangkona adalah tokoh yang sangat berjasa dalam cikal bakal terbentuknya kota samarinda. Ia bisa menjadi teladan bagi kita, dimana kita berlabuh, kita harus menjadi orang yang baik dan berguna. Tokoh seperti La Mohang Daeng Mangkona akan di kenang oleh warga Samarinda karena telah berjasa dalam penemuan kota ini. ia adalah orang yang kuat. Walaupun telah terjadi perselisilihan antara wajo dan bone, namun ia mencari jalan keluar yaitu dengan merantau ke suatu daerah dan sampai lah ia di Kalimantan.kita bias jadikan Seorang tokoh seperti La Mohang Daeng Mangkona sebagai teladan kita.



-          Harapan saya agar makam La Mohang Daeng Mangkona dan pengikutnya Lebih di rawat lagi,  karena saya lihat makam nya berdebu. Di tambah lagi makam pengikutnya kurang terawat. Banyak batu nisan yang lepas, banayak sampah dll. Semoga ke depannya pemerintah lebih memperhatikan karena itu aset yang sangat berharga.

Demikian artikel ini saya Tulis. Semoga bermanfaat bagi kita semua dan juga menambah wawasan kita tentang Tokoh-tokoh terdahulu Yang berjasa Untuk Negeri ini. Terima Kasih. Wassalam.
Daftar pustaka :
Balham, Johansyah. 2009. Riwayat Samarinda dan cerita Legenda Kalimantan Timur, Biro Humas Pemprov Kalimantan Timur.
Sjahrani, Dachlan, 1987. Beberapa Usaha Untuk Menemukan Hari Jadi Kota Samarinda. H.Dachlan sjahrani.
Achmad, Hasyim. 1986. Sejarah Kota Samarinda, Depdikbud
Hartadi, Sinung. 1987. Bahasa Indonesia Bahasaku, Tim Penyusun Bahasa Indonesia


Tidak ada komentar:

Posting Komentar